ISU LINGKUNGAN


Isu Lingkungan
Daniel C. Esty dan Andrew S. Winston adalah penulis buku Green to Gold. Dalam buku tersebut mengkaji isu lingkungan yang dihadapi dunia saat ini. Daniel meng-klaim ada”TOP 10 Environmental Issues” dan 10 issu tersebut menjadi “The Best Issues” dalam kategori Isu Lingkungan Hidup yang kita hadapi sekarang.
Green to Gold, sebuah judul yang sangat menarik tetapi lebih menarik sepuluh isu lingkungan tersebut. Di Indonesia issu ini kalah kepentingannya dengan kasus bank Century, mantan pimpinan KPK Antarasi A, kesaksian mantan Kabareskrim Polri dan kasus-kasus lainnnya. Memang betul seperti di Indonesia harus menjadi prioritas utama. Selama kasus seperti itu tidak dapar terselesaikan, maka akan berdampak pula pada kasus lingkungan di Indonesia. Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat besar, sayangnya saat ini Ekonomi Indonesia masih bertumpu pada kekayaan alam tersebut. Hasilnya Indonesia turut memberikan kontribusi terhadap issu kerusakan lingkungan saat ini. Isu tersebut diantaranya;
  1. Perubahan Iklim (Climate Change)
  2. Energi (Energy)
  3. Air (Water)
  4. Keanekaragaman hayati dan Tata Guna Tanah (Biodiversity and Land Use)
  5. Kimia, Toxics, dan Logam Berat (Chemicals, Toxics, and Heavy Metals)
  6. Pencemaran udara (Air Pollution)
  7. Manajemen Limbah (Waste Management)
  8. Deplesi Lapisan ozon (Ozone Layer Depletion)
  9. Lautan dan Perikanan (Oceans and Fisheries)
  10. Deforestasi (Deforestation)
Posting ini bertujuan bukan untuk mencari titik lemah, akan tetapi sebagi narasi bagaimana kita mengatasi masalah ini. Mari renungkan bersama apa yang sedang terjadi saat ini di Indonesia. Saya akan mengkaji dari dua objek pelaku sekarang, yang pertaman PEMERINTAH dan yang kedua RAKYAT INDONESIA. Kenapa dua pelaku ini yang akan saya bahas? perhatikan gambar ini;
Jika anda melihat koin, sebenarnya Pemerintah dan Rakyat Indonesia ibarat sebuah koin “angka” atau “gambar”. Pada teori probabilitas, peluang yang terjadi jika dilakukan sebuah tos maka yang terjadi memiliki peluang 50% kalau tidak “angka” yang muncul sudah pasti “gambar”. Kaitannya dengan isu lingkungan tersebut dangan teori probalitas ini, saya artikan seperti ini. Kalau tidak “Pemerintah” yang melakukan kecerobohan ya pasti “Rakyat Indonesia” sendiri yang menimbulkan kerusakan lingkungan itu. Saat menulis posting ini saya posisikan diri saya sebagai Rakyat Indonesia, sebagai warga negara yang turut menikmati pembangunan, kemajuan, dan perkembangan ekonomi bangsa ini.
Sebenarnya kaitan apa antara pemerintah dan rakyat Indonesia dengan isu lingkungan? Mari kita simak bersama, dan bahasan ini bukan untuk sebuah provokasi konflik akan tetapi untuk mencari sebuah pencerahan dan membangkitkan kesadaran bersama.
Perubahan Iklim (Climate Change), Apakah Pemerintah Indonesia tertarik dengan hal ini? Jawabannya SANGAT TERTARIK tetapi Rakyat Indonesia TIDAK banyak yang tertarik. Pemerintah banyak mengeluarkan kebijakan tetapi kurang berdampak, hasilnya rakyat Indonesia lebih tertarik dengan Indonesian IDOL daripada Climate Change. Untuk istilahnya sendiri tidak semua rakyat Indonesia tahu. Kalau anda tanyakan dengan tukang becak pasti bingung. Program dari komuitas “Bike to Work” atau menggunakan sepeda sebagai moda transportsi tidak banyak diminati. Rakyat Indonesia lebih suka menggunakan mobil dengan fasilitas AC yang nyaman dan dingin, sehingga sampai ke kantor pakaian tidak kotor dan bau asap. Artinya sosialisasi pemerintah kurang dan rakyatnya juga tenang saja. Berapa pohon yang sudah pernah kita tanam?
Energi (Energy), Apakah Pemerintah Indonesia tertarik dengan hal ini? Jawabannya SANGAT TERTARIK tetapi Rakyat Indonesia TIDAK banyak yang tertarik. Konsep hemat Energi dan eko-efisiensi tidak banyak dikenal dan sangat tidak familiar terdengar. Pemerintah dan rakyat Indonesia lebih senang membeli kendaraan pribadi dari pada menggunakan kendaraan umum. Untuk mengantarkan SATU orang Menteri, Kepala Dinas, Kepala Badan, dan pribadi banyak menggunakan kendaraan pribadi. Permasalahannya adalah bagaimana kalau Pejabat negara ini negeri ini banyak dan setiap orang memiliki kendaaraan pribadi satu orang satu? berapa energi BBM yang digunakan hanya untuk mengangkut satu orang saja? Saya ada kasus yang mungkin tidak perlu dijawab tapi hanya dipikirkan saja oleh kita bersama (itupun kalau anda mau ikut memikirkannya). Kasusnya seperti ini?
Apa yang terjadi mengantarkan 72 orang dari daerah A ke daerah B dengan moda transportasi mobil sedan, motor (roda dua), dan Bis. Mana yang lebih hemat energi?
Air (Water), Apakah Pemerintah Indonesia tertarik dengan hal ini? Jawabannya SANGAT TERTARIK dan Rakyat Indonesia-pun TERTARIK. Mengapa, karena semua orang butuh air. Masalahnya bukan itu, Pemerintah dan Rakyat Indonesia juga manusia, permasalahannya terbagi ratakah setiap manusia ini mendapatkan air bersih di negeri ini? Pemerintah dan Rakyat lebih suka SuperMall daripada membangun daerah resapan air. Pemerintah senang dengan memberikan ijin membangun Mall dan Rakyatnya senang dengan berbelanja (bagi yang punya uang) dan window shopping (bagi yang kurang uang). Akhirnya catchment area (daerah resapan air) berkurang. Masalah yang timbul banjir, kekurangan air bersih, dan kualitas air yang buruk. Orang-orang Indonesia lebih banyak menggunakan badannya untuk menjadi “FILTER” air akibatnya banyak terjangkit penyakit seperti negara dunia ketiga yang tertinggal misalnya muntaber, diare, dan radang usus.Aedes aegypti pandai memanfatkan situasi ini, demam berdarah menyerang Jakarta dan berbagai tempat dan kota besar di Indonesia.
Keanekaragaman hayati dan Tata Guna Tanah (Biodiversity and Land Use), Apakah Pemerintah Indonesia tertarik dengan hal ini? Jawabannya SANGAT TERTARIK tetapi Rakyat Indonesia TIDAK banyak yang tertarik. Pemerintah daerah lebih senang membeli kendaraan untuk kampanye lingkungan “selamatkan satwa langka” dan Rakyatnya lebih suka ke “pet shop” untuk membeli satwa langka. Pemerintah mencanangkan konservasi hutan dan rakyatnya lebih tertarik membuat rumah di kawasan konservasi. Kondisi yang “mengasyikkan”. Tailing di daerah Papua banyak memusnahkan spesias langka di belahan Indonesia timur, burung cendrawasih kehilangan rumahnya, macan jawa tidak punya tempat mencari makan, dan gajah Lampung sudah ke kota. Bukit di kawasan Bandung utara sudah banyak jadi rumah dan akhirnya Dayeuhkolot banjir.
Kimia, Toxics, dan Logam Berat (Chemicals, Toxics, and Heavy Metals), Apakah Pemerintah Indonesia tertarik dengan hal ini? Jawabannya SANGAT TERTARIK tetapi Rakyat Indonesia TIDAK banyak yang tertarik. Rakyat butuh kerja, dan Dinas tenaga kerja menyarankan pengusahan untuk membuka Industri sehingga dapat banyak menyerap tenaga kerja dan Pemerintah senang dengan Proyek AMDAL. SIMALAKAMA, tidak ada industri rakyat sulit mencari kerja dan akhirnya kembali melamar menjadi PNS. Ada Industri lingkungan tercemar dengan buangan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), baik zat kimia dan logam berat yang menyebabkan toksik. Sebenarnya Jepang sudah memberikan contoh dengan kasus Minamata-nya. Tapi sayangnya di Indonesia industri yang membuang limbah kimia masih banyak saja. Hal yang paling di khawatirkan adalah akan sering terjadi hujan Asam. Coba Perhatikan cat rumah anda? Apakah cepat kusam? belum 2 kali lebaran sudah harus di cat ulang karena warnanya mulai pudar. Apakah anda saat ini sering ke dokter kulit? karena kulit anda kering dan mudah pecah-pecah (bersisik). Atau kalau anda petani apakah sering mengalami gagal panen? karena tanamannya rusak akibat hujan.
Pencemaran udara (Air Pollution), Apakah Pemerintah Indonesia tertarik dengan hal ini? Jawabannya SANGAT TERTARIK tetapi Rakyat Indonesia TIDAK banyak yang tertarik. Pemerintah tertarik dengan berbagai regulasi yang ompong dan rakyat senang dengan menggunakan kendaaraan pribadi. Coba perhatikan di Jakarta dalam waktu yang sama (jam berangkat dan pulang kantor) semua kendaraan banyak menggunakan jalur yang sama, hasilnya macet dan banyak entropi dan gas yang dibuang mencemari udara. Kebakaran hutan di Sumatra menyebabkan udara di kota besar menggangu kegiatan dan aktifitas sehari-hari. Akhirnya menjadi efek Domino, begitu di “Gapleh” kualitas udara sudah diambang batas membahayakan.
Manajemen Limbah (Waste Management), Apakah Pemerintah Indonesia tertarik dengan hal ini? Jawabannya BIASA SAJA tetapi Rakyat Indonesia banyak yang TERTARIK. Saya mengambil contoh, dan contoh ini belum tentu mewakili Indonesia. Sebut saja Bandung, Bandung memiliki Lima Gelar sekaligus, Paris Van Java, Kota Kembang, Kota Ide, dan Kota Kreatif. Gelar kelima yang kurang enak di dengar, Bandung Lautan Sampah. Saya tinggal di kota ini dan pernah mengalami kondisi yang kurang nyman akibat sampah yang menumpuk di jalanan bahkan di komplek-komplek perumahan. Sampah juga Limbah, sampah saja manajemennya masih kurng tertata apalagi mengelola limbah yang lebih besar.
Deplesi Lapisan ozon (Ozone Layer Depletion), Apakah Pemerintah Indonesia tertarik dengan hal ini? Jawabannya BIASA SAJA tetapi Rakyat Indonesia lebih BIASA SAJA. Ozon mau bolong atau tidak yang penting masih bisa cari nafkah. Penggunaan AC kendaraan banyak, sekarang hampir setiap kendaraan menggunakan fasilitas Air Conditioner (AC). Bangunan ramah lingkungan sulit ditemukan, gedung tinggi banyak menyebabkan efek rumah kaca. Sehingga suhu meningkat, akibatnya kita sering merasa gerah padahal musim hujan. CFC dan zat sumbangan lain biasanya disebut sebagai ozone-depleting substances (ODS). Penggunaan CFC (chlorofluorocarbon) dilarang, hasil kesepakatan Protokol Montreal tidak banyak diketahui di Indonesia. Apakah anda tahu Protokol Montreal?
Lautan dan Perikanan (Oceans and Fisheries), Disini Bukan tertarik atau tidak tertarik. Tetapi BISAKAH kita MENJAGA Laut Indonesia? Mengandalkan Pemerintah? Bisa diandalkan? Apakah dananya ada? Bagaimana dengan “Nenek MoyangKu seorang pelaut”? Luas perairan Indonesia sekitar 3.257.483 km². Berapa kapal yang dapat memantau nelayan yang menggunakan jaring Pukat harimau? atau memancing dengan menggunakan bom? Berapa hutang bakau (mangrove) yang hancur? Bisakah penyu hijau dan belimbing menetas hingga dapat hidup dan menghasilkan telur penyu kembali?
Deforestasi (Deforestation), Apakah Pemerintah Indonesia tertarik dengan hal ini? Jawabannya SANGAT TERTARIK tetapi Rakyat Indonesia TIDAK banyak yang tertarik. Pemerintah tertarik karena hutan bisa menghasilkan kayu dan bisa mendatangkan devisa. Rakyat hanya menikmati kayu untuk menbuat rumah. Forester Indonesia tidak kuat memberikan suara untuk melarang penebangan hutan. Apakah HPH mudah didapat? HPH bermasalah atau tidak, akan tetapi apakah hutan di Indonesia dapat terselamatkan? Akankah kita membangun Indonesia dengan bertumpu pada Eksploitasi hutan Indonesia?
Sekali lagi posting ini bukan mencari mana yang benar atau siapa yang salah, akan tetapi kanan menjadi sebuah renungan untuk kita bersama, bangsa Indonesia. Sampai kapan kita bisa menjawab 10 isu lingkungan itu. Lalu apa yang bisa kita lakukan?